Kabar Islam - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat ini akan meresmikan Hari Santri Nasional yang digagas KH Thoriq Bin Ziyad ...
Kabar Islam - Presiden Joko Widodo (Jokowi)
dalam waktu dekat ini akan meresmikan Hari Santri Nasional yang digagas KH
Thoriq Bin Ziyad beberapa waktu lalu, di Pondok Pesantren Babussalam, Pagelaran,
Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Saat ini gagasan peringatan
Hari Santri Nasional itu sedang dibahas di Kementerian Agama (Kemenag). Kalau
sudah selesai pasti segera kami umumkan kepada masyarakat luas dan kami
resmikan," kata Presiden Jokowi di Balai Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis,
Kabupaten Malang di Malang, Kamis(21/5).
Presiden mengatakan target
penyelesaian pembahasan dan peresmiannya dilakukan pada 2015.
"Secepatnya dan sebisa
mungkin tahun ini peringatan Hari Santri Nasional sudah diresmikan,"
ujarnya.
Mengulik tentang hari santri,
wakil ketua MUI KH. Makruf Amin menegaskan bahwa hal tersebut merupakan salah
satu bentuk pengakuan terhadap peran ulama dan santri.
“Penetapan hari santri itu
berarti ada pengakuan terhadap peran santri, tentu saja peran ulama, di dalam
kehidupan berbangs adan bernegara, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah
kemerdekaan. Itu yang penting,” demikian penegasan KH. Makruf Amin saat menjadi
pembicara pada Focus Group Discussion (FGD) Pendidik dan Kependidikan Keagamaan
dengan tema “Hari Santri dalam Perspektif Lembaga Keagamaan”, Bogor, Kamis
(23/04) seperti dilansir oleh situs kemenag.go.id.
Menurut Kiai Makruf, penanaman
rasa cinta tanah air sudah ditanamkan sejak dulu kepada para santri di
lingkungan pesantren. Bahkan, lanjut Kiai Makruf, di pesantren dikenal ungkapan
hubbul wathan minal Iman. “Intinya cinta Tanah Air itu termasuk dari pada iman.
Itu penanaman yang hidup di dalam pesantren,” jelas Kiai Makruf.
“Oleh karena itu, para ulama
mengajarkan kita untuk mencintai Tanah Air dan merasa memiliki. Kalau orang
jawa istilahnya handarbeni negara,” tambahnya.
Disinggung mengenai waktu yang
akan ditetapkan sebagai hari santri, Kiai Makruf mengaku tidak mempunyai
pilihan tertentu. “Bagi saya tanggal tidak penting, yang penting ada hari
santri, perlu ada ittifak,” tegasnya.
Berbeda dengan Kiai Makruf, Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengusulkan
bahwa rencana penetapan Hari Santri
Nasional (HSN) sebaiknya tanggal 22 Oktober.
“Saya dari NU merekomendasikan
hari santri adalah tanggal 22 Oktober,” tegasnya.
Kiai Said mengaku kurang setuju
dengan wacana penetapan HSN pada tanggal 1 Muharram. Sebab, lanjutnya, tahun
baru Hijriyah merupakan hari di mana seluruh umat muslim dunia memperingati
tahun baru Islam tersebut.
Penetapan Kiai Said tentang hari
santri pada 22 Oktober, bukan pada 1 Muharram ini diamini oleh Sekjen PBNU H
Marsudi Syuhud.
“Satu Muharram itu sudah
diperingati di seluruh dunia. Ini kan untuk Indonesia, ya harus momen
Indonesia. Dasarnya harus suatu peristiwa besar, antara lain Resolusi Jihad
yang kemudian memberi semangat peristiwa bersejarah 10 November di Surabaya.”
“Jelas, ini untuk mengingatkan
bahwa republik ini dibikin umat Islam, tentu dengan kelompok yang lainnya, tapi
darah yang mengalir banyak darahnya santri.”
Sebagai info saja, penetapan Hari
Santri merupakan janji yang disampaikan oleh Joko Widodo waktu dalam kampanye
menjadia calon presiden sehingga harus ditepati. Semoga segera ketok palu yaa..
COMMENTS